www.stbayapariaba.ac.id

Jumat, 08 Januari 2016

DIVING at kepulauan seribu

kang puhun
kali ini aku akan menceritakan sedikit pengalama menyelammu bersama teman-teman baru di jakarta, awalnya ceritanya aku menemukan selembaraan brosur diving di sekre tercintaku yaitu sekre Wanasatrya yang di dalamnya brosur itu ada pengumuman paket diving di plau seribu degan harga 350.000, dengan harga yang terjangkau itu dan sepertinya ssat itu aku butuh hiburan juga akhirnya aku mengajak beberapa temanku untuk ikutan juga dan akhirnya tidak ada seorangpun yang mau ikut ada yang mau ikut tadi dia minta untuk di bayarin, (enak aja aku juga minta ke si babeh uangnya) ya udah akhirnya aku pergi sendiri untuk diving ke pulau seribu bertepatan hari jumat malam aku pergi dari kampus UIN cibiru karna anak mapala UIN yang mengadakan acara itu. disana aku berkenalan dengan kang puhun orang yang mengoordinasi acara itu.setelah bertemu dengan dia dan kawan-kawannya kami berangkat menuju pelabuan merak, berangkar dari cibiru sekitar jam 7 malam dan sampai sana sekitar pukul 11 malam. tetapi iyi hanya sampai stasiun jalakrta saja belum sampai belabuhannya. sebelemun sampai ke pulau air tempat kita mendirikan camp kita mengunakan kapal air menuju sana.
aku ketiduran di kapal
ini suasa di dalam kapal yang penuh karna sedang weekend, bisa anda liat banyak yang menggunakan kaca mata hitam sama aku juga pake, karna keadaan yg sangat memusingkan aku memutuskan untuk tidur bersandar di bahu temanku yang siap menjadi sandaran hidup ini. dan telihat ada bapak-apak yang sangat asik bermain hp nya.












llangsung saja kita ke pofo-poto saat aku diving di pulau seribu inii...
keadaan pulau air yang biru dan tenang

ini teman aku yag kenalan disana namanya a rangga

keadaan di dalam laut saat diving

ada nemo juga hihi


ini aku yang berusaha mengabang sammbil berpose

ini teman aku yang ngasih makan ikan biar ikannya pada ngedeket

Kamis, 07 Januari 2016

Perjalanan

Pendakian gunung ciremai via apuy majalaya
Nama saya desti rahayu sering di panggil desti oleh teman-teman saya, saya sekarang duduk di bangku kuliah semester 3 jurusan bahasa jepang di STBA Yapari aba Bandung. Di kampus saya mengikuti salah satu UKM pencinta alam yaitu WANASATYA. Kebetulan disini sekarang saya adalah anggota muda yang sebentar lagi menjadi anggota penuh, pendakian ini salah satu proses dari rangkaian kegiatan WS (Wanasatrya) untuk menjadi anggota penuh. Disini saya tidak sendirian tapi di temani oleh 2 teman saya lainnya yang sama-sama menjalankan kegiatan ini, kegiatan ini kita sebut dengan Pengembaraan. Saya dan 2 teman saya memutuskan untuk pengembaraan ke gunung CIREMAI yaitu gunung tertingi di jawa barat.
26-12-15
Kampus STBA

Pendakian ini saya mulai dari kampus yaitu STBA YAPARI ABA BANDUNG bersama ke-3 teman saya yaitu meli dan hisyam, untuk sampai ke gunung ciremai via apuy kita harus ke terminal cicaheum dulu dengan menggunakan angkot cicaheum-ciroyom dengan ongkos 6000 per orang itu sudah termasuk cariel. Dari cicaheum kita naik elf jurusan badung-cikijing dengan harga 40.000 per orang dan turun di terminal Maja. Tapi karna kita disini ada kegaitan di desa argamukti jadi kita harus laporan dulu ke oplsek argapura yang berada di jln. Raya sukasari kidul Argapura no.22. setelah kita laporan ke polsek dan dijinkan kita langsung ke desa argamukti, dari terminal maja kita bias menaiki kolbak dengan ongkos 30.000 jiga langsung sampai pos 1 (berod) tapi disini kita memutuskan untuk bermalam dulu di rumah warga tepatnya di rumah bapak Adang yang berapa di desa argamukti.
Rumah pa Adang

ini pa kuwuh
desa argamukti
Sebelum kita bermalam di rumah bpk Adang sebaiknya kita laporan dulu ke kepala desa kalo disana lebih sering di panggil Pak Kuwuh. Setelah kita meninta ijin lalu kita kembali ke rumah pak adang untuk bermalam, tapi disana kita tidak hanya bermalam tapi kita juga Sosped bersama warga sekitar termasuk ibu-ibu yang paling banyak kita jumpai disana karna para suami mereka berkerja di lapang pertanian yang menjadi salah satu mata pencarian mereka. Di rumah pak adang kita berbincang-bincang dengan keluarganya ada anak semata wayangnya yang bernama Linda dan istrinya yang bernama ceu Mamah, disana kita disambut dengan hangat seperti ke keluarga sendiri mereka pun begitu terbuka dengan
ibu-ibu yang ramah senyumnya 
kedatangan kita, ternyata bukan hanya kita saja yang ikut bermaam atau sekedar beristirahat di rumah pak Adang ternyata ada orang lain juga yang dating dari berbagai daerah, kebetulan saat akan menjelang malam ada sekelompok orang turun dari gunung yang berasal dari Bekasi, Jakarta dan Jogja mereka juga sebelum pulang ke rumah mereka juga bersinggah dulu di rumah Pak Adang setelah itu kita disana berbincang tentang gunung ciremai dan tentang diri sendiri seperti nama dan asal dari mana, sudah cukup larut kita berbincang satu sama lain akhirnya saya dan meli memutuskan untuk tidur lebih dulu karna kita adalah tim masak yang harus bangun lebih pagi dari laki-laki.
27-12-15
Alhamdulillah pagi itu cerah saya memutuskan untuk mandi dulu lalu memasak untuk kita sendiri untuk keluarga Pak Adang dan teman-teman yang ikut bersinggah. Dengan makan-makanan seadanya kita bias menikmatinya dengan kebersamaan semuanya lebih nikmat (ini adalah pesan moral sob) setelah kita sarapan dan berkemas kita langusng pamitan ke Pak adang dan keluarga serta teman-teman yang tadi. Perjalan kita mulai dengan menggunakan kolbak lagi untuk ke pos 1 (berod) kita mengerluarkan 50.000 ber3 karna tidak rombongan dan medan yang lebih susah lagi. Sesampai di pos 1 kami langsung perijinan ke pak arif sebagai ketua TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai) dan mananyakan secara umum gunung ceremai itu sendiri serta tentang TNGC itu sendiri. Disini kita bagi tugas supaya lebih cepat juga saya mengurus tiket dan perijinan dan meli, hisyam mewawancarai pak arif. Untuk pendakian ini kita dikenakan biaya 50.000 perorang itu sudah termasuk asuransi, kantung kresek untuk sampah, makanan dan minuman, serta renger yang siap menolong jiga kita kesulitan di gunung nnti.
Setelah saya dan teman-teman beres melakukan pembayaran dan wawancara kami langsung k epos pengecekan logisitik, disini setiap yang akan mendaki di minta untuk mengisi beberapa formulir seperti data diri dan logistik makanan yang di bawa ke atas, ini bertujuan untuk nnti saat pulang di cek lagi bawaannya sama seperti saat pergi apa engga, supaya mendisiplinkan sampah juga (tetep aja sampah mah ada dimana-mana) disini juga kami di beri kantung plastic sampah.
Perjaananpun di mulai, untuk pendakian sendiri terdiri dari 6 pos dan di tambah puncak sebagai TOP nya. Dari setiap pos ke pos setelah kita survey memakan waktu 1-2 jam. Dari pos 1 sampai pos 2 kita berjalan di tambah istirahat tidak sampai memakan wantu 1 jam kok dalannya masih landau dan enak lah karna ada jalan setapak malah sebagian sudah ada yang di tembok.

Di pos 2 kita akan menemukan tempat istirahat berupa pondok yang sengaja di buat TNGC untuk mengontrol para pendaki. Dari pos 2-3 ini mulai jalannya yang sudah di tutupi oleh pepohonan besar dan mulai lebat tetapi jalan masih tidak terlalu sulit dan nanjak, tetapi dari pos 2-3 ini adalah jalan terpanjang dari semua pos.






Di pos 3 ini hanya ada tanda pos 3 tidah seperti pos 2 yang ada pondoknya. Disini lumayan luas untuk istirahat bersama pendaki lainnya, selama perjalanan naik kami bertemu dengan banyak sekali orang yang baru turun dan di pos 3 ini kami juga berjumpa dengan beberapa kelompok orang yang akan turun. Dari pos 3-4 ini jalan sudah mulai menanjak dan ada beberapa jalan yang memang harus berhati-hati untuk para pemula apalagi jiga di tambah hujan akan menambah jalan menjadi licin.




Sampainya di pos 4 ini tempat istirahat tidak terlalu luas seperti di pos3. Di pos4 ini kita angsung di hadapkan dengan jalan yang menanjak lebih dari jalan sebelumnya, perkiraan perjalan untuk sampai k epos 5 adalah 2 jam. Di perjalana menuju k epos 5 ini kami mendapatkan hujan anginya yang lumayan besar dan berjumpa dengan sekelompok orang yang akan naik juga.
Sesampainya di pos 5 ini sekirat jam 4 dan kaadaan sudah lelah semua dan hujan pula, awalnya kami saat sampai pos 5 ini berjumpa dengan beberapa pemuda yang sedng memberekan tenda meraka yang ternyata mereka akan mendirikan tenda di pos 6 yaitu goa wallet, awalnya kami akan meneruskan perjalan ini tapi kondisi tidak memunginkan dan akhirnya kita memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 5 ini. 

Awalnya kami sendiri yang mendirikan tenda tapi saat akan menjelang malam ada sekelompok orang yang tadi, yang kami jumpai di bawah yang akhirnya sampai juga di pos 5 mereka pun memutuskan mendirikan tenda di pos 5 bersama kita. Disini kami lansung mengerjakan tuga masing-masing, saya memasak 2 teman saya mendirikan tenda dan mencari kayu bakar untuk kami bakar di malam hari nanti supaya ga terlalu dingin nnti malamnya. Malam semakin larut waktu itu menunjukan waktu set9 malam ssat kami sudah beres makan dan membereskan barang masing-masing, kami ber3 pun berapi unggun di luar tenda karna hujan sudah reda. Saat sedang asiknya maki membuat api unggun terdengar suara mencurigakan di balik kegelapan malam itu, awalnya kami tidak berani meliarkan pikiran kita karna takut menjadi nyata, awalnya kami berpikiran itu hanya perassan kami saja tapi akhirnya kami ber3 yakin itu bukan suara yang di hasilkan dari halunasi kita tapi ini nyata terdengar suara dari balik semak-semak. Meli yang awalnya mendengar kalu itu suara babi hutan dan ternyata benar itu suara babi hujan, sekejap kami langsung takut bukan main karna ini untuk kita di hadapkan denga seperti ini, akhirnya hisyam memutuskan untuk membangunkan orang di tenda sebelah karena mereka sudah tudur duluan dari jam 7 tadi. Setelah membangunkan mereka saya dan meli langusng menghampiri tenda mereka juga dan hisyam berusaha mengusir babi itu. Dan akhornya babi itu pergi kami pun merasa lega, waktu itu menunjuan waktu set10 dan akhornya kami memutusan untuk pergi tidur karna jam 5 nnti kita harus sudah  harus berangkat ke puncak.
Akhirnya pagi pun tiba disini saya yang harus bangun lebih dulu dari meraka karna harus menyiapaka makan utuk di bawa ke atas nnti dan menyipkan sarapan juga. Setelah beres sarapan dan perbekalan cukup kami pergi meninggalkan tenda karna tidak mungkin kami membawa semua barang kita ke puncak. Perjalan menuju puncak tidak bias di sebut mudah lannnya yang berbatu dan lumayan kecil ini membuat kita harus jeli memilih jalan di tambah lagi saat pergi matahari belum terbit. Perjalan kita mulai pukul 5 dan sampai puncak sekitar pulul set7 jadi sekitar 1 setengah jam kita jalan, di sayangkan kami tidak sempat melihat matahari terbit di puncak gunung ciremai kita bias melihat matahari tepat di perjalanan menuju puncak sekitar pukul set6 pagi. Tapi tiadk apa-apa pemandangan ssat itu sangantlah indah walau bukan dari puncak. Sesampainya di puncak kita habiskan waktu untuk mendokumentasikannya dan bercengkrama dengan pendaki lain juga yang dating dari berbagai daerah. Kami habiskan waktu di puncak sampai pukul 9 karna pemandangannya yang sangat luar biasa kami tidak sanggup untuk meninggalakan tempat ini walau ada bau belerang yang kuat juga, puncak gunung ciremai ini berupa kawah yang masih aktif, dan jiga mengelilingi puncak ciremai ini bias memakan waktu sekitar 1 jam.
Setelah maraca cukup puas kami berfoto ria di puncak ini kami putuskan untuk turun lagi ke tenda. Perjalanan dari puncak menuju camp ini kami putuskan untuk mampir dulu ke goa wallet untuk melihat dan saya sendiri merasakan air yang keluar langsung dari celah batu-batu yang biasa orang-orang pakai untuk minum dan makan. Cukup istirahat di goa wallet kami pun melanjutkan perjalanan pulang ke pos5. Perjalan menuju pos 5 lumayan singkat yaitu 1 jam saja dengan sedikit lari-lari karna tidak membawa tas dan jalannya juga turun. Sampainya di camp kami lalu makan lagi menghabiskan sisa pembekalan yang ada dan membereskan barang-barang kami.
Kami memutukan pulang pukul 12 siang supaya tidak terlalu sore sampai bawahnya dan suapaya tidak terlalu malam juga sampai kampusnya. Di perjalanan pulang kami sempat tersesat karna salah mengambil jalan, saat kami tersesat lumayan jauh jalan yang kami lalui, saat kami sadar kalau kita kitad bias mengambl jalan potong untuk ke jalan yang seharusnya kami memutuskan untuk kembali lagi ke jalan yang sudah di lalui dan meneruskan lagi jalan yang benar. Perjalan pulang kami juga sebentar sekitar 3 jam di tambah hujan besar dari pos 4 sampai pos 1 hujan tidak kunjung reda, di jalan pulang keadaan jalan cukup extrim di tambah licin dan jalan yang menurun pula sempat beberapa kali saya sendiri terpelesat cukup jauh dari posisi saya jatuh, otomatis celana yang saya kenakan kotor semua oleh lumpur.
Sampailah kami di pos 1 dan hujan baru berhenti.